Teori Manajemen Neo Klasik

Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa italia maneggiare yang berarti "mengendalikan," Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Perkembangan Teori Manajemen
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang pesat. Tapi, sampai saat ini belum ada teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajer banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan tentang manajemen. Yang berbeda adalah dalam penerapannya.

Teori manajemen terbagi atas 3 aliran:
1. Manajemen Klasik, yang terbagi dalam manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik
2. Manajemen Neoklasik, atau pascaklasik disebut sebagai aliran hubungan manusiawi3. Manajemen Modern

Menurut Para Ahli Tentang Teori Manajemen Neo Klasik
Pada umumnya teori atau aliran ini muncul akibat dari adanya banyak kekurangan dan lemahnya teori klasik. Teori Neo Klasik menanamkan anggapan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial yang sangat perlu menyatakan ambisi dan yang menjadi tujuan hidupnya.
Para tokoh yang mengembangkan teori ini menyatakan bahwa hakikat organisasi adalah kerjasama antar individu dan pengaktualisasiannya. Manajemen dapat bekerja secara efisien dan tetap hidup jika tujuan organisasi dan kebutuhan perorangan yang bekerja dijaga dengan baik.

Beberapa pandangan yang di buat oleh ahli untuk menutupi kelemahan teori klasik dengan teori Neo Klasik :
Hugo Munsterberg (1863-1916)
Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo terkenal dengan sebutan “bapak psikologi industri”. Hugo mengungkapkan bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas dalam pekerjaan, dapat dilakukan melalui 3 cara:
1. Penemuan best possible person (orang yang terbaik)
2. Penciptaan best possible work
3. Penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan

Munsterberg juga menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi eksperimen. Sebagai contoh, berbagai metode yang dilakukan dalam memilih karakteristik yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan.

Elton Mayo
Elton Mayo dikenal dengan percobaan-percobaan “Howthorne”, dimana hubungan antara individu hamper sama dengan hubungan antara Atasan dengan bawahannya. Bila hubungan itu buruk, maka ada kemungkinan etika, moral dan efisiensi kerja akan tidak terrealisasi dan system manajemen dalam organisasi juga akan buruk.
Percobaan “Howthorne” menggambarkan bahwa kenaikan produktifitas kerja di dalam suatu perusahaan yang diatur suatu system manajemen yang baik dan keserasian antara berbagai “kelas” dalam perusahaan itu ternyata lebih ampuh dibandingkan meningkatkan insentif keuangan diantara para karyawan. Karena tentunya reaksi emosional antar para karyawan lebih berpengaruh kepada produktifitas suatu perusahaan, dan tidak bias diciptakan begitu saja dengan memberikan materi dan fasilitas lebih baik.
Penelitian lainnya yaitu kelompok kerja di bidang lingkungan sosial karyawan yang memberi efek yang signifikan terhadap produktivitas. Meskipun para pekerja dimotivasi dengan kebutuhan sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan terbukti lebih berfungsi dan lebih responsif terhadap dorongan produktifitas kelompok kerja. Pengawasan dan peningkatan sistem manajemen telah terbukti bisa menggantikan konsep umum bahwa manusia itu adalah “makhluk rasional” yang dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan fisik manusia.

Perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Faktor Individual.
Faktor ini mencakup kemampuan dan keterampilan mental, latar belakamh keluarga, tingkat sosial, pengalaman, usia, jenis kelamin, dll

2. Faktor Organisasi
Faktor ini mencakup sumber daya yang tersedia, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, struktur organisasi, jenis pekerjaan, dll

3. Faktor Psikologi
Faktor ini mencakup persepsi sikap, kepribadian, proses belajar, motivasi, dll

Jadi berdasarkan analisa diatas bisa disimpulkan bahwa :
- Perilaku suatu pribadi timbul karena suatu sebab,
- Perilaku diarahkan untuk mencapai suatu tujuan,
- Perilaku bisa dimonitor dan dinilai bahkan diukur,
- Pentingnya motivasi untuk perilaku yang bermutu.


Pembahasan Teori Manajemen Neo Klasik
Manajemen neoklasik timbul karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi dalam produksi dan keselarasan kerja. Kritik yang sangat keras dari para ahli mengecam penganut aliran klasik mengatakan bahwa aliran klasik memperlakukan para pekerja secara tidak manusiawi, otoriter, berlebihan, dan formal.
Aliran hubungan manusiawi ( perilaku manusia atau neoklasik ) muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Hugo munsterberg ( 1863-1916 ) adalah pencetus psikologi industri, Hugo sering disebut “ Bapak Psikologi Industri ”. dalam bukunya Physchology and Industrial Efficiency, dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu :

1. Penemuan best possible person.
2. Penciptaan best possible work.
3. Penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.

Sebagai tambahan Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.

Elton Mayo ( 1880-1949 ), dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam berbagai macam situasi kerja di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Mereka membagi karyawan menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktivitas. Ketika kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas juga naik. Ketika kondisi penerangan diturunkan hanya sebatas sinar matahari, ternyata produktivitasnya tetap naik.

Untuk menjawab pertanyaan mengapa pada percobaan pertama produktivitas tetap meningkat, Mayo, Fritz, dan Dickson melakukan percobaan kembali, mereka menempatkan dua kelompok yang berbeda di dua ruangan yang berbeda kondisinya. Dalam percobaan ini, Mayo merubah variabel-variabel di kedua ruangan tersebut, seperti upah dinaikkan, hari kerja, eriode istirahat dan jam makan siang, sekali lagi keluaran di kedua ruangan ternyata sama-sama meningkat. Mereka menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang komplek telah memengaruhi peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi/neo klasik antara anggota kelompok dengat pengawas lebih penting dalam menetukan produktivitas daripada perubahan kondisi kerja diatas.

Muncullah aliran neoklasik ini yang merupakan revisi dari aliran klasik dan dilengkapi dengan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.

Seperti yang kita tahu bahwa lingkungan kerja yang nyaman dapat meningkatkan produktuvitas pekerja. Hal ini telah dibuktikan oleh Elton Mayo, pendukung teori neoklasik ini, dalam Eksperimen Hawthrone. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utana perilaku kerja individu. Kajian ini menguatkan argumen saya tentang pengunggulan manajemen neoklasik terhadap manajemen yang lainnya.

Pada manajemen neoklasik terdapat hubungan yang baik antara manajer dan karyawan. Seperti yang dikemukakan oleh Mary Parker Follet bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan sebagai mitra, bukannya lawan. Sedangkan pada manajemen klasik terdapat otoritas dan pada manajemen modern tanggung jawab merupakan sepenuhnya milik manajer.

Dengan demikian jelas bahwa manajemen neoklasik merupakan aliran yang paling manusiawi walaupun tetap saja memiliki kekurangan.

Teori neoklasik mempunyai beberapa karakteristik, yaitu :
1. Organisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama.
2. Memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka di mana segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan dengan erat dan sikap karyawan merupakan faktor yang penting bagi peningkatan produktivitas.
3. Pembenahan meliputi aspek pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur organisasi, serta rentang kendali.
4. Memahami adanya organisasi “informal” yang muncul karena faktor lokasi, jenis pekerjaan, minat dan masalah khusus (vested).


Perubahan Neoklasik pada Tiang Dasar Teori Organisasi Formal

Aliran neoklasik bukan merupakan atau mencetuskan suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran klasik. Pengikut aliran neoklasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik pada perilaku organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.

· Pembagian Kerja (Division of Labor)
Sejak pembagian kerja dilakukan, timbul masalah yang disebut anomie. Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada dan disiplin diri menjadi berkurang. Akibat adanya pembagian kerja adalah spesialisasi yang mengakibatkan orang terpecah belah, merasa cemburu (iri) dengan orang lain, dan sebagainya. Oleh karena itu teori neoklasik mengemukakan perlunya :
1. Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan, agar merasa “terlibat” dengan pekerjaanya dan berkepentingan dalam perusahaan.
2. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi, agar orang menjadi tidak terlalu spesial tetapi dapat memperluas kemampuan dan keahlian dalam bidang lain.
3. Managemen bottom-up yang memberi kesempatan kepada “para junior” untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

· Proses-proses Skalar dan Fungsional
Proses skalar dan fungsional (sclar and functional processes) menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Neoklasik menyatakan bahwa kapasitas dan kekuasaan tak dapat dikompensasikan, karena bukan merupakan satu-satunya hubungan; ada faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan terutama hasil kegiatan “kaki-tangan manusia”.

· Struktur Organisasi
Tentang struktur irganisasi, teori neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal di antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda. Pergeseran-pergeseran ini terjadi terutama antara orang-orang operasional (lini) dan oarang-orang staf. Menurut Melville Dalton penyebabnya adalah : 1)Perbedaan tugas antara orang lini dan staf, 2)Perbedaan umur dan pendidikan, dan 3)Perbedaan sikap.

· Rentang Kendali
Penentuan rentang sangat tergantung pada pebedaan individu dalam kemempuan manajemennya, tipe orangnya, efektivitas komunikasi, fungsi pengawasan formal, serta derajat sentralisasi, dimana neoklasik mengusulkan pengawasan bebas demokratis, sedang klasik memilih pengawasan ketat. Rentang yang pendek mengakibatkan pengawasan yang ketat, rentang yang luas memerlukan pendelegasian yang baik dengan mengurangi pengawasan. Karena perbedaan individu dan organisasi, kadang-kadang yang satu lebih baik daripada yang lain, maka rentang kendali tidak dapat ditetapkan secara kaku.

Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal

Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan orang lain.

Factor – factor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
1. Lokasi : Untuk membentuk suatu kelompok, orang harus mempunyai kontak tatap muka yang baik..
2. Jenis Pekerjaan : Ini merupakan faktor kunci yang menentukan munculnya dan komposisi organisasi informal..
3. Minat : Walaupun orang-orang mungkin ada pada lokasi yang sama, melaksanakan kerja yang sejenis, pebedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4. Masalah-masalah khusus : Dalam hal ini, yang sama bergabung bersama untuk kapentingan khusus. Usaha yang labih baik bagi manajer adalah mengembangkan suatu hubungan kerja dengan organisasi informal yang dapat menghasilkan keselarasan pandangan organisasi formal dan informal.

Berdasarkan uraian di atas, manajemen aliran Neo Klasik adalah penyempurnaan dari manajemen aliran Klasik. Teori ini merubah, menambah, dan memperluas dari aliran Klasik. Aliran teori ini juga disebut sebagai teori Hubungan Manusia.

Pada dasarnya setiap dari aliran manajemen memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tetapi saya lebih sependapat memilih aliran Neo Klasik karena dalam aliran ini lebih memperhatikan kepada karyawan. Aliran ini memperhatikan karakteristik dari karyawan yang kompleks atau berbeda-beda. Teori ini juga banyak menitikberatkan pada aspek social dan psikologis dalam pekerjaan.

Selain itu, dalam teori ini juga memikirkan adanya insentif dan kondisi dari karyawan. Tidak hanya untuk memikirkan kuantitas dari hasil produksi organisasi saja. Keharmonisan dari setiap anggota organisasi adalah dasar dari pemikiran teori ini. Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja.

Jadi, teori dalam aliran manajemen neo klasik selain untuk memikirkan kuantitas dari produksi juga memikirkan kondisi dari setiap anggota organisasi. Dalam hal ini khususnya karyawan dengan memikirkan kondisi fisik dan psikologisnya. Selain itu juga adanya pemberian insentif guna meningkatkan tanggung jawab dan memotifasi dari anggota organisasi atau karyawan untuk bekerja dengan professional.

Teori Neo-Klasik Dalam Perdagangan Internasional

1). Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi.

2). Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya. Selain Gossen, Jevons dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal. Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.

3). Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang teori keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak. Dalam sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi

Kelebihan Teori Neo-Klasik Dalam Perdagangan Internasional

Kaum neoklasik mengatakan bahwa baik perdagangan international maupun aliran modal international cenderung untuk meratakan distribusi pendapatan didalam suatu Negara maupun antar Negara.
Ada tiga asumsi dasar dalam ilmu ekonomi neoklasik:
1) Orang-orang rasional.
2) Individu dan perusahaan memaksimalkan utilitas atau laba.
3) Individu berperilaku secara independen dan dengan informasi lengkap.

Awalnya berhak oleh Thorstein Veblen pada tahun 1900 dalam karyanya "prakonsepsi Ilmu Ekonomi," tumbuh ekonomi neoklasik dari sebuah gerakan revolusioner untuk menggabungkan utilitas dan pemikiran rasional ke dalam ajaran inti ekonomi. Dijuluki oleh banyak orang sebagai "revolusi marjinal," karya yang mendorong gerakan ini termasuk "Teori Ekonomi Politik," oleh William Jevons Stanley, "Prinsip Ekonomi," oleh Carl Menger, dan "Elemen Ekonomi Murni," oleh Leon Walras.
Sebagai ekonomi neoklasik adalah teori ekonomi yang dominan, itu sesuai mencakup sebagian besar subtopik studi di bawah ekonomi seperti ekspektasi rasional, organisasi industri, ekonomi makro,dll Salah satu manfaat utama dari ekonomi neoklasik adalah bahwa hal ini membantu untuk menjelaskan bagaimana menetapkan harga dan kuantitas yang dihasilkan tiba di dalam perekonomian.. Dengan memperkenalkan individu sebagai utilitas memaksimalkan agen dalam perekonomian, teori ini dapat menjelaskan mengapa harga naik kekurangan atau bagaimana monopoli membatasi suplai untuk memaksimalkan keuntungan.